Tangerang- mediarakyatnusantara.online,- Sejarah memang selalu terulang , kejadian demi kejadian seolah membawa kita kepada masa lalu yang pernah ada dan terjadi di bumi nuswantara.
Ki Brojo seorang spiritualis yang tinggal di tangerang mengatakan kepada awak media bahwa saat ini di negeri yang kita cintai ini telah terjadi fenomena paregreg sebuah kejadian tentang perebutan kekuasaan antara kekuatan timur dan kekuatan barat dengan melibatkan tiongkok di tengah tengahnya. seperti cerita paregreg di jaman Maja Pahit.
"Ini hanyalah gambaran yang saya dapat, bahwa akan ada perebutan kekuasaan antara dua kekuatan yaitu kekuatan barat dan timur dan saat ini unjuk kekuatan itu sudah dimulai" kata Ki Brojo.
Bangsa kita memang dicatat dalam sejarah adalah bangsa yang gemar berperang karena masing-masing suku bangsa yang ada di nusantara memiliki ego yang sama-sama tinggi, walaupun di jaman Majapahit hal ini telah disatukan dalam kebersamaan oleh maha patih Gajah Mada pada masanya.
"Bagi saya fenomena seperti ini akan selalu ada dan terus akan berulang, saat ini fenomena paregreg yang terjadi mungkin kedepanya akan ada fenomena yang lainya pula, " kata Ki Brojo.
Lebih jauh Ki Brojo menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kekuatan timur dan barat bukanlah kekuatan negara negara barat dan Timur namun seperti adanya dua kubu di negeri ini yang membentuk kekuatan didua kubu yang berbeda, jelas Ki Brojo.
"Kelompok Pro dan Kontra pemerintah dengan mengatasnamakan kerajaan nusantara dengan berbagai versi, mereka itulah yang membuat fenomena paregreg ini terjadi" kata Ki Brojo.
Ki Brojo memberikan contoh seperti saat ini banyak sekali bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai Ketua adat atau Ketua Suku yang seolah ingin menunjukkan eksistensi mereka bahwa mereka ada dan memiliki kedaulatan yang diakui oleh masyarakat adat.
"Untuk menghindari fenomena paregreg yang terjadi saat ini tentunya diperlukan sebuah kearifan , harus ada tokoh masyarakat yang memulainya dengan mengadakan dialaog lintas sektor" jelas ki Brojo.
Kearifan lokal yang menjadi ciri khas bangsa ini tentunya masih menjadi solusi yang terbaik untuk mengajak kembali anak-anak bangsa yang saat ini telah termakan berbagai faham yang datangnya dari luar, dan ingat bahwa kita sebagai bangsa pernah bersumpah untuk menjadi satu di tahun 1928 yang terkenal dengan sumpah pemuda, lanjut ki Brojo.
Diakhir pebincangan Ki Brojo hanya menyampaikan pesan "Sehebat-hebat manusia adalah mereka yang waspada"
(red)