Kabupaten Tangerang, - Media Rakyat Nusantara. Online- Proyek betonisasi di jalan Kampung Nalagati, Kelurahan Mekar Bakti, Kecamatan Panongan, diduga pemborong hilang bagaikan ditelan bumi. Rabu, 14/12/2022.
Pasalnya, proyek Betonisasi yang berada di Mekar Bakti tersebut diduga adanya penyimpangan, yang mana bagesting yang dipasang terlihat bekas. Selain itu agregat yang digelar tidak berkualitas, bukan kelas A
Diperparah dengan tidak adanya pengawasan dari pihak Dinas maupun pelaksana proyek di lokasi pengerjaan.
Jika dilihat dari papan nama proyek yang terpampang di tembok panel pagar perumahan di lokasi, proyek dikerjakan oleh CV.Fadillah, Dengan Nilai Anggaran Rp 1.407.984.400,-
Sumber Dana APBD-P Kabupaten Tangerang.
Untuk menggali informasi lebih lanjut itulah Awak Media langsung mengkonfirmasi salah satu pekerja untuk menanyakan keberadaan pihak pengawas dan pelaksana di lapangan, namun menurut keterangan pekerja, pihak pelaksana tidak berada di lokasi.
Kalau pihak pelaksana tidak ada, tapi kalau pemborong mah ada, tadi memakai baju biru lengan panjang, badannya agak kecil bang," ucap pekerja.
Pekerja juga menjelaskan bahwa panjang jalan yang harus dicor itu berkisar 150 meter, untuk volume ketebalannya 25 cm, sedangkan untuk benol dasarnya 5 cm. Jadi tebal semuanya 30 cm.
Kalau lebarnya ini bervariasi, ada yang lima meter dan ada yang Empat Meter. Cuma saya aneh bang, pengerjaan coran Jalan disini tidak memakai plastik bawahnya, kalau di tempat saya tidak seperti ini," terangnya.
Tidak hanya itu, dari penelusuran Awak Media di lokasi, pihak pemborong tidak ditemukan keberadaanya, diduga pemborong main petak umpet, hilang bagaikan ditelan Bumi. "Aneh memang"
Disisi lain, ,ISMAIL Selaku KETUA Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Tranparansi Rakyat (GTR) Banten yang berada di lokasi proyek, menjelaskan bahwa pengerjaan proyek tersebut patut diduga tidak sesuai dengan spesifikasi maupun standar.
Seharusnya pihak pengawas dan pelaksana proyek ada di lokasi, bagaimana pekerjaannya mau berjalan maksimal dan benar jika pengawas dan pelaksananya saja tidak ada," ucap Ismail Ketua GTR.
Ismail juga menyayangkan dengan perilaku pemborong yang diduga main petak umpet tidak mau menemui Awak Media.
Kan sudah jelas dibawah tulisan papan informasi proyek tersebut, bahwa pengerjaan itu sendiri dibiayai oleh pajak yang kita bayar, jadi masyarakat punya hak mempertanyakan itu," kata Ismail kepada Awak Media.
Kalau benar apa yang dikatakan salah satu pekerja sebelumnya pemborong itu ada, lantas kenapa tiba-tiba dia menghilang seperti ini, apa yang ada dalam pikirannya, sehingga muncul ide untuk melarikan diri dari pantauan Awak media.
Dari sikap dan perilaku pemborong saja kita sebagai kontrol sosial bisa menilai," tutup Ketua Ismail.
Sampai berita ini di terbitkan, pihak terkait belum dapat di konfirmasi.* ( .Apang Spd.)