Tangerang, mediarakyatnusantara.online,– Di tengah kemeriahan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80, suasana gembira terlihat di berbagai wilayah. Pemerintah Desa, Kecamatan, hingga pusat sibuk menggelar beragam perlombaan dan kegiatan untuk masyarakat. Namun, kebahagiaan itu ternyata tak dirasakan oleh semua warga.
Kusnadi, warga Kampung Mauk Utara, Desa Mauk Barat, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, justru harus bertahan hidup dalam kondisi memprihatinkan. Tinggal di rumah sederhana berdinding triplek dan beratap asbes, duda yang ditinggal istrinya sejak empat tahun lalu ini membesarkan dua anaknya seorang diri.
Untuk kebutuhan sehari-hari saja, Kusnadi mengaku kewalahan. Kedua anaknya kini bersekolah di yayasan yatim piatu dan dhuafa di lokasi berbeda, dengan perlengkapan seadanya. “Buat makan saja susah, apalagi untuk biaya sekolah dan kebutuhan anak,” tuturnya kepada awak media.
Lebih memprihatinkan lagi, meski hidup dalam kondisi serba kekurangan, Kusnadi tidak pernah menerima bantuan sosial tetap seperti PKH, BPNT, maupun program bantuan lain dari pemerintah.
Saat awak media mencoba mengonfirmasi persoalan ini kepada Kepala Desa Mauk Barat, Samudi, pada (2/7), hingga hampir dua pekan kemudian, (9/8), upaya tersebut menemui jalan buntu. Janji pertemuan yang sempat dijadwalkan tidak pernah terealisasi. Panggilan telepon dan pesan WhatsApp terakhir pada (2/8) pun tak dibalas. Meski Sekretaris Desa Mauk Barat, Heri sempat berjanji akan menyelesaikan masalah ini terkait aduan warganya dan akan segera mengecek dan mengunjungi rumah Kusnadi, namun hingga kini belum terlihat tindak lanjutnya.
"Siap pak, Beri Kami waktu untuk menyelesaikan masalah ini, saya harus koordinasi dengan Kepala Desa, saat ini Saya belum ketemu dengannya". Ucapnya kepada media, (6/8).
Menanggapi hal ini, Camat Mauk, Angga Yuliantono, saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp oleh awak media memberikan respon positif.
“Terima kasih atas informasinya. Coba kirim data warga tersebut, nanti saya akan perintahkan Pendamping PKH dan Petugas TKSK Kecamatan Mauk untuk cek lokasi,” ujarnya.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan publik: benarkah seorang kepala desa tak memiliki waktu untuk mendengar keluhan warganya? Warga berharap pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten segera turun tangan memberikan solusi.
Perayaan kemerdekaan seharusnya bukan hanya sebatas seremoni, tetapi juga menjadi momentum untuk menghadirkan kesejahteraan yang nyata bagi rakyat. Bantuan sosial diharapkan tepat sasaran dan benar-benar menyentuh mereka yang membutuhkan, bukan sekadar tercatat di data penerima.
(Red)